10 sahabat yang dijamin masuk Surga

Bismillah hirrahmaannirrahiim..Tulisan ini dibuat berdasarkan buku Abdullatif Ahmad 'Aasyur "10 Orang Yang Dijamin Ke Surga." dan beberapa sumber lain.
Semoga bermaanfaat sebagai renungan bagi kita pribadi

"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dengan mereka dan mereka ridho kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sumgai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (Q.S At-Taubah : 100)

Suatu hari Rasulullah masuk ke rumah Aisyah Ra dan bersabda :
"Wahai Aisyah, inginkah engkau mendengar kabar gembira?" Aisyah menjawab, "tentu, ya Rosulullah." Lalu baginda Nabi SAW bersabda: "Ada sepuluh orang yang mendapat kabar gembira masuk surga, yaitu: (1) Ayahmu masuk surga dan kawannya adalah Ibrahim; (2) Umar masuk surga dan kawannya Nuh; (3) Utsman masuk surga dan kawannya aku; (4) Ali masuk surga dan kawannya Yahya bin Zakaria; (5) Thalhah masuk surga dan kawannya Daud; (6) Azzubair masuk surga dan kawannya Ismail; (7) Sa'ad bin Abi waqqash masuk surga dan kawannya Sulaiman; (8) Said bin Zaid masuk surga dan kawannya Musa bin Imran; (9) Abdurrahman bin Auf masuk surga dan kawannya Isa bin Maryam; (10) Abu Ubaidah Ibnul Jarrah masuk surga dan kawannya Idris Alaihissalam."

Berikut saya akan mencoba menjabarkan satu persatu para sahabat tersebut, semoga dapat menjadi renungan dan motivasi bagi saya dan pembaca.


1. Abu Bakar Siddiq ra.

Siapa yang tidak mengenal sosok seorang Abu Bakar. Beliau merupakan lelaki pertama yang masuk islam dan dikenal memiliki iman yang begitu kuat dan akhlak yang sangat mulia.
Beliau merupakan sosok yang sangat mengharapkan ridho Allah SWT bahkan beliau merupakan orang yang keimanannya sangat luar biasa, bahkan dalam suatu hadist dikatakan bahwa Rasulullah bersabda : "Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh umat yang ada di madinah akan lebih berat iman Abu Bakar"(HR. Al-Baihaqi dalam Asysyiib), Maha Suci Allah luar biasa sekali Abu Bakar sehingga mendapat pengakuan yang begitu tinggi oleh Rasulullah.
Kalau kita mencermati perjalanan hidup Abu Bakar tentu kita akan menyadari bahwa memang pantas Abu Bakar mendapat predikat seperti itu, sedikit akan saya review:
  • Abu Bakar merupakan orang yang selalu pertama kali berkata bahwa Allah selalu bersama hambanya, seperti yang dapat dikutip di surat At-Taubah ayat 40 "... dia salah seorang diantara dua orang ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya : "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita ..." LUAR BIASA. Tidak ada keraguan didalam hatinya bahwa pertolongan Allah itu selalu ada.
  • Beliau merupakan orang yang pertama kali membenarkan peristiwa Isra' Mi'raj, tanpa sedikit pun meragukannya. Padahal seperti yang kita ketahui peristiwa Isra' Mi'raj merupakan suatu peristiwa yang luar biasa karna Rasulullah berangkat menghadap Allah dalam satu malam, sesuatu yang sampai saat ini jauh dari nalar biasa kita.
  • Beliau orang yang berkata "Cukuplah bagiku dan keluargaku Allah dan Rasulnya" ketika tanpa setengah hati sedikit pun menginfakkan seluruh hartanya (4000 dirham) di jalan Allah, bahkan sampai-sampai Umar bin Khattab mengakui bahwa dia tidak akan mampu menandingi Abu Bakar dalam beramal.
Sungguh Abu Bakar merupakan sosok pecinta sejati, beliau begitu mencintai Rasulullah dan sangat mencintai Allah SWT. Beliau orang yang sangat mengharapkan ridho Allah dan hanya ridho Allah

2. Umar Bin Khattab ra.
Umar Bin Khattab ra merupakan pejuang urutan ketiga dalam perjuangan dakwah islamiah. beliau mendapat gelar al-faruq karna kegigihannya dalam membela kebenaran dan memerangi yang batil.
Dahulu Umar, sebelum masuk islam, dikenal sebagai pemuda pemarah yang tidak takut dengan apapun. Beliau dikenal juga dengan berbagai kepiawaian dalam bertarung sehingga sudah sangat disegani bahkan kerika dia masih sangat muda.
Umar Bin Khattab masuk islam ketika hatinya digerakkan oleh keindahan dan kemulian firman Allah SWT pada bulan zulhijah tahun keempat kenabian rasul.
Ketika sudah memeluk agama silam Umar merupakan salah satu pejuang yang paling ditakuti orang kafir. Hal ini karena umar memeliki keimanan yang kuat dan tegar dan jiwa sangat kuat. Saat awal masuk islam beliau merupakan oarang yang bertanya kenapa nabi berdakwah secara diam - diam padahal nabi menyampaikan hal yang benar. Lalu saat hijrah Umar merupakan satu - satunya orang yang berhijrah pada siang hari dan secara terang - terangan menantang orang yang berani menghadangnya. Kepribadian umar yang tegas dan keras merupakan salah satu warna indah yang mendampingi perjalanan dakwah Rasulullah SAW.
Keluarbiasaan Umar semakin terliha ketika beliau menjadi khalifah. Kepemimpinan beliau sangat bijaksana merupakan salah satu bentuk teladan kepemimpinan yang seharusnya menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin yang ada. Ketika beliau menjabat sebagai khalifah beliau mengutamakan kebijakan dalam mengambil keputusan dan mengedepankan musyawarah. Hidup dalam kesederhanaan bersama rakyatnya. Berbeda sekali ketika beliau muda yang sangat keras sifatnya, ketika beliau menjadi khalifah beliau mengutamakan kelembutan dan kasih sayang. Sungguh seorang pemimpin yang luar biasa.
Umar meninggal pada usia 63 tahun. Umar meninggal karena ditikan oleh seorang parsi saat akan melaksanakan shalat subuh. Bahkan ketika beliau terluka beliau tetap mengerjakan shalat shubuh karena berpendapat bahwa tidak ada keislaman bagi siapa yang meninggalkan shalat, sungguh tingkat keimanan yang luar biasa.

3. Utsman Bin Affan ra.
Pemalu

4. Ali Bin Abi Thalib ra.
Ceria

5. Thalhah Bin Abdullah ra.
Rasulullah SAW pernah berkata pada para sahabat ra. “Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan di atas bumi maka lihatlah Thalhah.”. Ini merupakan sepenggal kata yang diucapkan Rasulullah yang menggambarkan betapa luar biasanya pribadi seorang Thalhah Bin Abdullah ra. Kemurahan dan kedermawanan Thalhah bin Ubaidillah patut kita contoh dan kita teladani. Dalam hidupnya ia mempunyai tujuan utama yaitu bermurah dalam pengorbanan jiwa.
Thalhah bin Ubaidillah merupakan salah seorang dari delapan orang yang pertama masuk Islam. Thalhah masuk Islam melalui anak pamannya, Abu Bakar Assiddiq ra.
Thalhah dan Abu Bakar ra. dijuluki “Alqori-nain” atau “dua serangkai”, karena setelah memeluk islam mereka berdua melalui banyak siksaan oleh quraisy secara berbarangen. Dan sesudah masuk Islam Thalhah selalu mendampingi Rasulullah SAW.  Riwayat hidup Thalhah merupakan hembusan angin yang harum dalam rangkaian sejarah yang agung penuh keteladanan. Oleh karena itu alangkah patutnya bila kita menerapkan sejarah lama untuk masa kini dan merintis jalan yang pernah ditempuh pendahulu kita serta beriman sebagaimana mereka beriman, jujur, ikhlas dan setia seperti yang mereka lakukan dan berjihad sebagaimana mereka berjihad.
Thalhah adalah seorang lelaki yang gagah berani, tidak takut menghadapi kesulitan, kesakitan dan segala macam ujian lainnya. Ia orang yang kokoh dalam mempertahankan pendirian meskipun ketika di jaman jahiliyah.
Pada perang Badar, Thalhah tidak ikut bertempur di medan laga karena pada waktu itu ia diberi tugas khusus oleh Rasulullah SAW sebagai pengintai kafilah Quraisy yang tengah menuju daerah Alhaura. Namun pada perang uhud beliau mengikuti perang dan memperlihatkan betapa tangguhnya keimanannya. Seperti yang Abu Bakar ra. ingat saat peperangan, "Pada waktu itu akulah orang pertama yang menjumpai Rasulullah SAW. Ketika melihat aku dan Abu Ubaidah, baginda berkata kepada kami: 'Lihatlah saudaramu ini.' Pada waktu itu aku melihat tubuh Thalhah terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah dan jari tangannya putus."
Bagi bangsa Quraisy perang Uhud merupakan tindak balas atas kekalahannya sewaktu perang Badar. Pada awal pertempuran Uhud kaum muslimin telah memperoleh kemenangan. Pasukan kafir Quraisy kocar-kacir dan mundur dari medan perang. Tapi ketika kaum muslimin melihat mereka mundur, para pemanah yang bertugas di bukit menutup jalur belakang segera berlari turun. Mereka kemudian mengumpulkan barang-barang peninggalan musuh. Mereka mengira pertempuran telah berakhir.
Ternyata pasukan musuh menerobos melalui jalur belakang. Pasukan kaum muslimin benar-benar telah lengah sehingga mereka dapat dipukul dari dua arah, maka mendadak mereka menjadi panik dan tak tahu harus berbuat apa. Peristiwa ini akibat dari kesalahan pasukan pemanah yang ditugaskan oleh Rasulullah SAW untuk melindungi pasukan muslimin dari serangan musuh yang berasal dari belakang.
Pertempuran sengitpun terjadilah. Kaum musyrikin benar-benar ingin membalas dendam. Mereka masing-masing mencari orang yang pernah membunuh keluarga mereka sewaktu perang Badar. Mereka berniat akan membunuh dan memotong-motongnya dengan sadis.
Semua musyrikin berusaha mencari Rasulullah SAW. Dengan pedang-pedangnya yang tajam dan mengkilat mereka terus mencari Rasulullah SAW. Mereka amat gemas, benci dan penasaran karena sewaktu hijrah ke Madinah, mereka tidak berhasil menemukan Muhammad. Kini, pada saat perang Uhud, mereka dengan dendam membara terus mencarinya. Tetapi kaum muslimin melindungi Rasulullah SAW. Mereka melindungi baginda Rasulullah SAW dengan tubuhnya dan dengan segala daya. Mereka rela terkena sabetan, tikaman pedang dan anak panah.
Tombak dan panah menghujam mereka, tetapi mereka tetap bertahan melawan kaum musyrikin Quraisy. Hati-hati mereka berucap dengan teguh, “Aku korbankan ayah ibuku untuk engkau ya Rasulullah.”
Salah satu diantara mujahid yang melindungi nabi SAW dengan tulus ikhlas adalah Thalhah. Ia berperawakan tinggi kekar. Ia ayunkan pedangnya ke kanan dan ke kiri. Ia melompat ke arah Rasulullah yang tubuhnya telah berdarah. Dipeluknya tubuh baginda dengan tangan kiri dan dadanya. Sementara pedang yang ada di tangan kanannya ia ayunkan ke arah lawan yang mengelilinginya seperti laron yang tidak mempedulikan maut.
Itulah sekilas uraian tentang keteguhan dan pengorbanan Thalhah melindungi Rasul-Nya. Thalhah memang merupakan seorang pahlawan dalam barisan tentara perang Uhud. Ia siap berkorban membela Nabi SAW. Ia memang patut ditempatkan pada barisan depan karena Allah telah menganugerahkan kepada dirinya tubuh yang kuat dan kekar, keimanan yang teguh dan keikhlasan pada agama Allah.
Akhirnya kaum musyrikin pergi meninggalkan medan perang. Mereka mengira Rasulullah SAW telah tewas.
Alhamdulillah, Rasulullah SAW selamat walaupun dalam keadaan menderita luka-luka. Baginda dipapah oleh Thalhah menaiki bikit yang ada di ujung medan pertempuran. Tangan, tubuh dan kakinya diciumi oleh Thalhah seraya berkata, “Aku tebus engkau ya Rasulullah dengan ayah ibuku.”
Nabi SAW tersenyum dan berkata, “Engkau adalah Thalhah kebajikan.” Di hadapan para sahabat Nabi SAW bersabda, “Keharusan bagi Thalhah adalah memperoleh….”. Yang dimaksud Nabi SAW adalah memperoleh surga. Sejak peristiwa Uhud itulah Thalhah mendapat julukan “Burung Elang dari Uhud”.
Selain tangguh di medan perang beliau adalah salah seorang dari kaum muslimin yang kaya raya, tapi pemurah dan dermawan. Istrinya bernama Su’da binti Auf. Pada suatu hari istrinya melihat Thalhah sedang murung dan duduk termenung sedih. Melihat keadaan suaminya, sang istri segera menanyakan penyebab kesedihannya, dan Thalhah menjawab, “Uang yang ada di tanganku sekarang ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan?” Maka istrinya berkata, “Uang yang ada di tanganmu itu bagi-bagikanlah kepada fakir miskin.” Maka dibagi-bagikannyalah seluruh uang yang ada di tangan Thalhah tanpa meninggalkan sepeser pun.
Assaib bin Zaid pun berkata tentang Thalhah. Katanya, “Aku berkawan dengan Thalhah baik dalam perjalanan maupun sewaktu bermukim. Aku melihat tidak ada seorangpun yang lebih dermawan dari dia terhadap kaum muslimin. Ia mendermakan uang, sandang dan pangannya.”
Jabir bin Abdullah pun bertutur, “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dermawan dati Thalhah walaupun tanpa diminta.”
Thalhah wafat pada usia enam puluh tahun akibat luka perang yang dideritanya ketika mengikuti perang jamal dan dikubur di suatu tempat dekat padang rumput di Basra.
Hal ini juga dikatakan Allah dalam firman-Nya: “Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur, dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya.” (QS. Al Ahzab : 23)
6. Azzubair Bin Awwam ra.
Azzubair Bin Awwam ra. dikenal sebagai pendamping Nabi karena kesetiaannya yang sangat tinggi kepada Nabi Muhammad SAW. Rasulullah sangat mencintai Azzubair ibnul Awwam beliau pernah bersabda, ”Setiap nabi memiliki pengikut pendamping yang setia (hawari), dan hawariku adalah Azzubair ibnul Awwam.”
Beliau merupakan sahabat karib dari Thalhah dan sering dianggap sebagai dua serangkai yang selalu bersama - sama, bahakan kedua sahabat karib ini masuk islam dan wafat pada tahun yang sama.
Azzubair ibnul Awwam merupakan salah seorang sahabat yang berangkat menuju Badr dan pada saat itu dia berhadapan dengan Ubaidah bin Said Ibnul Ash. Ubaidah bin Said Ibnul Ash merupakan seorang yang sangat tangguh dan kejam, dan ketika perang Badr akan dimulai ia merupakan pemimpin dari pendekar-pendekar yang dikirim untuk menghadapi pendekar-pendekar kaum muslimin. Saat maju ubaidah menggunakan pakaian besi lengkap diseluruh tubuhnya sehingga hanya menyisakan kedua matanya, Azzubair ibnul Awwam berhasil menombak kedua matanya sehingga akhirnya ia tersungkur tak bergerak lagi, hal ini membuat pasukan Quraisy ketakutan.
Pada masa pemerintahan Umar, saat panglima perang menghadapi tentara Romawi di Mesir Amr bin Ash meminta bala bantuan pada Amirul Mu’minin, Umar mengirimkan empat ribu prajurit yang dipimpin oleh empat orang komandan, dan ia menulis surat yang isinya, ”Aku mengirim empat ribu prajurit bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat terkemuka dan masing-masing bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang komandan itu? Mereka adalah Ubadah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnul Aswad, Maslamah bin Mukhalid, dan Azzubair bin Awwam.” Demikianlah dengan izin Allah, pasukan kaum muslimin berhasil meraih kemenangan.
Azzubair Bin Awwam ra. wafat ketika sedang menghadap Allah SWT setelah mengutarakan niatnya untuk menengahi perselisihan antara Aisyah ra. dan Ali bin Abi Thalib ra. (perang aljamal) dibunuh seseorang dari kaum Tamim bernama Amru bin Jarmuz mengikuti beliau dan membunuhnya dari belakang di suatu tempat yang bernama lembah Siba. Lalu pergi ke Imam Ali dengan menduga bahwa dia telah membawa kabar gembira, setelah mengetahui hal tersebut Imam Ali berteriak dan berkata kepada pembantunya : “berikan kabar kepada pembunuh putra Sofiyyah dengan neraka, sungguh Rasulullah saw pernah bersabda kepada saya bahwa pembunuh Az-Zubair adalah penghuni neraka”. (Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan At-Thobroni).
Az-Zubair wafat pada hari Kamis bulan Jumadil Ula tahun 36 Hijriyyah, sedangkan umurnya saat itu 66/67 tahun.

7. Sa'ad Bin Abi Waqqash ra.
Sa'ad bin Abi Waqqash ra. merupakan salah seorang sahabat yang dijamin masuk surga dikenal sebagai kepribadian yang terhormat dan penuh dengan lemah lembut. Beliau lahir dari kalangan Bani Zahrah dan merupakan kemenakan dari Aminah binti Wahab yang merupakan ibu Rasulullah SAW, yang menjadikannya sebagai paman dari Rasulullah SAW. Beliau juga merupakan salah seorang yang pertama - pertama masuk islam, saat itu beliau berusia sekitar 17 tahun.
Banyak kisah yang meriwayatkan keluarbiasaan kepribadian Sa'ad bin Abi Waqqash ra. Namun salah satu yang paling terkenal adalah tentang keteguhan hatinya dalam keimanan kepada Allah SWT bahkan ketika harus dihadapkan dengan pilihan yang sulit, yaitu kesehatan Ibundanya yang sangat ia cintai. Keteguhan hatinya ini merupakan azbabun nuzul dari firman Allah SWT yang artinya, “Dan Kami wasiatkan (perintahkan) kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan menderita kelemahan diatas kelemahan dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu! Kepada-Ku tempat kembali. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman: 14-15).
Kisah ini berawal ketika ibunda Sa'ad bin Abi Waqqash ra Hamnah mengetahui keislaman beliau. Ibunya sangat marah dan berkata, “Wahai Sa’ad, apakah engkau rela meninggalkan agamamu dan agama bapakmu, untuk mengikuti agama baru itu? Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sebelum engkau meninggalkan agama barumu itu.”
Sa’ad berkata, “Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku.”
Sang ibu tetap nekat atas tindakannya, karena ia mengetahui persis bahwa Sa’ad sangat menyayanginya. Sang ibu mengira bahwa hatinya akan luluh jika melihatnya dalam keadaan lemah dan kurang sehat. Sang ibu tetap mengancam akan terus melakukan mogok makan. Namun, Sa’ad lebih mencintai Allah dan rasul-Nya.
Ia berkata kepada ibunya, “Demi Allah, ketahuilah wahai ibunda sayang, seandainya ibunda memiliki seratus nyawa lalu ia keluar satu persatu, tidaklah nanda akan meninggalkan agama ini walau ditebus dengan apa pun juga. Maka sekarang, terserah kepada ibunda, apakah ibunda akan makan atau tidak”. Akhirnya, sang ibu yakin bahwa anaknya tidak mungkin kembali seperti sedia kala. Dia hanya dirundung kesedihan dan kebencian.
Dalam hal keberanian di medan perang  Sa'ad bin Abi Waqqash ra juga sangat dihormati akan keberaniannya. Beliau merupakan salah seorang sahabat yang menyertai Rasulullah SAW menuju Badr dan juga merupakan satu diantara sepuluh orang sahabat yang menemani Rasulullah SAW ketika tentara muslim kocar-kacir di Bukit Uhud.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Sa'ad bin Abi Waqqash ra merupakan orang yang memimpin pasukan muslim pada misi meruntuhkan kerajaan Persia. Beliau pasukan yang di dalamnya terdpat 99 orang bekas pahlawan perang Badar, lebih kurang 319 orang para sahabat yang tergolong dalam bai’at Ridwan, 300 orang pahlawan yang ikut dalam penaklukan Makkah bersama-sama Rasulullah saw., 700 orang putra-putra para sahabat, dan pejuang-pejuang muslim lainnya (yang keseluruhan berjumlah 30.000 orang). Sampai di Qadisiyah, Sa’ad menyiagakan seluruh pasukannya dan bertempur hebat. Pada hari Al-Harir kaum muslimin bertekad menjadikan hari itu sebagai hari yang menentukan. Mereka mengepung musuh dengan ketat, lalu maju ke depan dari segala arah, sambil membaca takbir.
Dalam pertempuran itu, kepala Rustam, panglima tentara Persia, berpisah dengan tubuhnya oleh lembing kaum muslimin. Maka masuklah rasa takut dan gentar ke dalam hati musuh-musuh Allah. Sehingga dengan mudah kaum muslimin menghadapi para prajurit Persia dan membunuh mereka. Bahkan kadang-kadang mereka membunuh dengan senjata musuh itu sendiri.
Sa’ad bin Abi Waqqash dikaruniai Allah usia lanjut. Dia dicukupi kekayaan yang lumayan. beliau mengundurkan diri ke Akik pada masa kekhalifahan Ali bin Abu Thalib ra, serta menghabiskan masa pensiunnya dengan tenang dan damai hingga ajalnya pada tahun 500 H (670 M) pada usia 70 tahun, dan beliau dikebumikan di Madinah. Sebelum wafat ketika ajal  telah mendekatinya, dia berwasiat meminta sehelai jubah usang. Ia berkata, “Kafani aku dengan jubah ini. Dia kudapatkan dari seorang musyrik dalam perang Badar. Aku ingin menemui Allah ‘Azza wa jalla dengan jubah itu”.


8. Abdurrahman Bin Auf ra.
Beliau merupakan sahabat yang sangat mahir dalam berdagang. Pada masa awal perjuangan penegakan islam, beliau ikut dua kali hijrah ke habasyah untuk menyelamatkan iman dan jiwanya dari ancaman suku quraisy. Bahkan ketika seruan untuk berhijrah ke madinah datang, beliau bersegera berangkat dengan meninggalkan seluruh harta dan usahanya yang telah beliau bangun di Makkah.

Ketika tiba di Madinah Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan oleh Rasullah SAW dengan Sa'ad ibnu Arrabil Alausari, seorang kaya raya dimadinah. Ketika itu Sa'ad menawari Abdurrahman bin Auf dengan sebagian harta yang ia miliki, namun Abdurrahman bin Auf menolak dan berkata, "Semoga Allah memberkahi keluarga dan hartamu. Tunjukkan saja dimana tempat pasar pedagangan di Mekah." Maka lalu Sa'ad menunjukkan Abdurrahman bin Auf pasar yang dimaksud, dan benar saja setelah beberapa saat Abdurrahman bin Auf mampu membangun kembali usaha perdagangannya.

Abdurrahman bin Auf sering terlibat persaingan dengan Utsman dalam membiayai pasukan Islam, dan merupakan seorang sahabat yang sangat dikenal dengan kedermawanannya. Pada akhir masa hidupnya beliau berwasiat untuk memberikan 400 dinar kepada peserta perang badar yang masih hidup dan memberikan sejumlah hartanya kepada ummahatul mukminin (janda-janda Nabi SAW).

9. Sa'id Bin Zaid ra.
Beliau dikenal sebagai orang yang rendah hati dan tidak terlalu suka menojolkan diri padahal beliau termasuk golongan pertama yang masuk islam. beliau jug dikenal sebagai orang yang tidak menyukai jabatan dan beliau juga termasuk kedalam "prajurit yang namanya tidak dikenal". beliau juga merupakan Ipar Khalifah Umar.
Satu - satunya peristiwa yang membuat beliau begitu terkenal mungkin tentang sengketa tanahnya dengan seorang waita bernama Arwa binti Aus. Saat itu beliau di tuduh oleh Arwa binti Aus telah mengambil wilayah tanah miliknya, tentu saja Sa'id Bin Zaid menjadi gusar dengan fitnah tersebut sehingga mengajak Arwa binti Aus untuk berdo'a dilapangan bahwa bila salah satu diantara mereka telah berdusta maka orang tersebut menjadi buta. Akhirnya kebenaran terungkap setelah Arwa binti Aus menjadi buta beberapa saat kemudian. Peristiwa ini juga membuat Sa'id bin Zaid dikenal termasuk kedalam orang - orang yang langsung diijabah do'anya.

10. Abu Ubaidah Ibnul Jarrah ra.
Beliau dikenal sebagai orang yang sangat bisa di percaya sehingga mendapat julukan sebagai 'Pemegang amanat umat dan amanat rasulullah SAW', Rasulullah Saw bersabda : " Tiap-tiap umat ada orang pemegang amanat, dan pemegang amanat umat ini ialah Abu Ubaidah ibnul Jarrah.".
Selama masa perjuangan penegakan agama Allah SWT, Beliau mendapat cobaan pilihan yang berat yaitu mengikuti ayahnya yang kafir atau memilih keislaman yang dirihoi Allah.
Sering sekali pada berbagai kesempatan Ubaidah berusaha untuk menghindari Ayahnya karena takut kalau - kalau Ayahnya kembali memaksanya kepada kekafiran, namun akhirnya Ubaidah terpaksa harus mengambil keputusan yang berat, yaitu membunuh ayah kandungnya sendiri pada perang Badar demi menegakkan amanat Allah dan rasulNya.
Selain itu beliau juga dikenal dengan sebutan si ompong semenjak peristiwa uhud saat ia berusaha melepaskan besi yang menancap di rahang Rasulullah SAW.
Di kirim oleh nabi sebagai utusan kepada masyarakat Najran sebagai utusan yang mengajarkan hukum - hukum islam kepada mereka.
Beliau juga merupakan orang yang berjiwa besar dan tidak mementingkan kepentingan pribadi. hal ini terlihat ketika beliau rela melepaskan jabatannya sebagai panglima tentara islam setelah mendapat rekomendasi dari Khalifah Umar bahwa Khalid lebih baik strategi perangnya bahkan beliau menawarkan Bantuan kepada khalid sebagai wakil. Dan memang kemenangan berhasil diraih.

Popular posts from this blog

Flow Regime

Fluid Flow

"Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia". Doa Yang Sudah Terkabulkan?